Minggu, 05 Januari 2014

Jika Bumi Bisa Bicara

 


     Entah sudah berapa lama bumi terbentuk, mungkin milyaran tahun yang lalu. Entah bagaimana bumi kita terbentuk, yang jelas bumi bukanlah benda dari jagad raya yang muncul dengan sendirinya. Banyak teori yang mengungkapkan bagaimana terbentuknya bumi, orang pintar manapun akan menyebutnya sebagai suatu kemungkinan. Karena semua itu hanya Tuhan yang tahu. Lebih dari tujuh Millyar manusia tinggal di bumi. Mau kemana lagi mereka akan tingal kalau tidak di bumi? Entahlah, jika Tuhan yang menghendaki mungkin akan lain jalannya.
     Dari berbagai belahan dunia, pasti sangat banyak kerusakan lingkungan yang timbul dari perbuatan manusia itu sendiri. Negara Indonesia, misalnya. Negara kepulauan yang teriri dari berbagai suku daerah. Banyak masyarakat Indonesia adalah manusia tanpa perasaan. Mungkin hanya karena uang dan pemenuhan barang industri, atau memang mereka tidak tahu diri, mereka tega merusak Indonesia. Di seluruh wilayah Indonesia, hampir semua hutan dirampas pohonnya, hampir di seluruh tempat banyak sampah tergeletak, bukit mereka belah untuk membangun jalan tol, sawah mereka ubah untuk membuat gedung tinggi. Mereka ubah Indonesia dengan cara yang kasar.
     Jika bumi bisa bicara, pasti ia akan menceritakan kesedihan dan keluh kesahnya. Jika bumi bisa bicara, pasti ia akan meluapkan amarahnya. Jika bumi bisa bicara, pasti ia akan mengatakan, “Mengapa manusia sangat tega padaku? Aku diciptakan Tuhan untuk menjadi tempat tinggal mereka. Dan di atas punggungku ada berbagai macam sumber daya alam, itu semua untuk mereka nikmati, bukan untuk mereka rusak. Bukan untuk menyakiti punggungku dan mereka keruk isi perutku. Semua itu bukan untuk keegoisan manusia”.
     Mungkin terjadinya bencana alam itu karena Tuhan (sang pencipta bumi dan seluruh isinya) sedang marah pada kelakuan manusia yang senang meruak bumi. Sebagai ciptaannya, bumi ialah milik Tuhan. Coba kalian bayangkan, jika kalian mempunnyai barang bagus, teman kalian mencoba merusaknya. Apa kalian akan marah? Tentu saja. Sama dengan bumi, jika bumi dirusak, maka pemiliknya pun akan marah.
     Segala bentuk kerusakan itu memang banyak berasal dari manusia. Mungkin mereka melakukan itu semua untuk kebutuhan hidup mereka, untuk bekerja maupun memanfaatkannya. Manusia sering membuang sampah sembarangan yang mengakibakan pencemaran tanah dan dapat merusak tanah, hewan maupun tumbuhan. Biasanya, pabrik industri membuang limbah ke sungai, hal itu menyebabkan pencemaran air yang dapat merusak makhluk hidup di dalamnya.
     Manusia sering menggunakan sepeda motor, mobil maupun pesawat terbang sebagai alat transportasi. Hasil pembakaran yang menghasilkan gas CO2 di udara dapat menyebabkan efek rumah kaca. Efek rumah kaca menyebabkan bumi diselubungi oleh CO2 dan gas pencemar lainnya. Bumi akan semakin panas karena matahari terperangkap.
     Semua itu ialah hasil kerja manusia. Menguntungkan di bidang perekonomian, namun merugikan di bidang kelestarian lingkungan. Bagaimana mungkin mereka akan berenti merusak bumi dengan cara kasar jika kehidupan mereka saja digantungkan pada pekerjaan yang merusak lingkungan.
     Bagaimana caranya agar bumi tidak tersakiti? Bagaimana caranya agar manusia berhenti merusak bumi? Bagaimana caranya agar sumber daya alam tetap utuh? Bagaimana agar populasi populasi hewan dan tumbuhan langka bisa terselamatkan? Bagaimana cara mengatasi kerusakan ini? Banyak pertanyaan yang rumit dan sulit dijawab, tapi ada yang lebih rumit dan sulit dijawab dibanding itu semua. Bagaimana cara menjawab semua pertanyaan itu?
      Mungkin  kita bisa memulai dengan cara sederhana agar bumi kita terselamatkan dari kerusakan. Misalnya, melesarikan sumber daya alam, menanam pohon lebih banyak, melakukan reboisasi pada hutan gundul, tidak membuang sampah sembarangan, membatasi pengambilan barang tambang secara berlebihan, dan masih banyak lagi.
     Kita sering menggunakan kantong plastikyang biasa kita dapakan dari swalayan, toko atau warung setelah kita berbelanja. Plastik memang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Lebih dari 700 juta kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Padahal, untuk membuat kantong plastik, diperlukan lebih dari 10 juta barel minyak per tahun dan 16 juta pohon tertebang. Plastik terbuat dari penyulingan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Semakin banyak penggunaan plastik, berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut.
     Plastik bukan berasal dari senyawa biologis sehingga diperlukan waktu ratusan tahun hingga dapat terurai sempurna. Padahal, penggunaan plastik kira-kira baru dimulai 50 tahun silam. Berarti, hingga plastik digunakan sampai sekarang belum ada limbah plastik yang terurai dengan sempurna, karena membutuhkan waktu ratusan tahun untuk mengurainya. Jika kita mempergunakan plastik dan membuangnya sekarang, maka plastik yang kita buang akan terurai ratusan tahun kemudian.
     Bisa dijamin, kita menggunakan kantong plastik dan membuangnya lebih dari 3 kantong plastik per hari. Jika dikalikan dengan siswa satu sekolahan, maka banyak sekali limbah plastik yang tebuang. Itu, belum seberapa jika dikalikan dengan orang se-Indonesia bahkan se-dunia.
     Sampah plastik berakibat dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. Pencemaran tanah oleh plastik. Misalnya, racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan pengurai dalam tanah. Pencemaran laut oleh plastik. Misalnya, plastik yang terbuang di laut seringkali membuat hewan laut banyak yang menganggap plastik tersebut sebagai makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan mati, plastik yang berada dalam tubuh hewan tidak akan hancur menjadi bangkai dan meracuni hewan lain. Tahukan kalian, menurut artikel yang saya baca, banyak sekali penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur.
     Ternyata banyak sekali akibat dari penggunaan plastik secara berlebihan dan tidak bertangung jawab. Lalu bagaimana cara yang tepat agar penggunaan plastik bisa ditekan seminimal mungkin? Ada salah satu solusi yang dapat sedikit mengatasi masalah ini. Kalian tentu tahu, di negara-negara maju, orang yang berbelanja dari supermarket atau toko biasanya menggunakan kantong kertas, bukan kantong plastik. Dulu, saya berfikir jika menggunakan kantong kertas, pasti sangat repot. Tapi, semua itu dilakukan agar masyarakat dapat meminimalkan penggunaan plastik agar dampak yang ditimbulkan plastik tidak terlalu banyak.
     Mungkin kita belum sempat berfikir dari mana kita dapat hidup sampai sekarang. Semua itu karena bagian tubuh bumi, kita hidup di atas punggung bumi dan kita dapat bertahan hidup karena melimpahnya sumber daya alam. Semua itu berumber dari bumi. Teman, bumi kita sekarang ini sudah tua, biarkan bumi hidup lebih lama lagi. Dan kita harus melindungi bumi dari kerusakan.
     Semua itu berawal dari kita, mari selamatkan bumi kita dari kerusakan dan menjadi generasi penerus bangsa yang bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar